Pesawat Jet Air Di Terminal Berapa
Tự hào được thực hiện bằng ♥ ở Ba Lan
Jakarta (ANTARA) - Tardigrades, yang dikenal sebagai beruang air, sekarang berada di Bulan setelah kecelakaan pesawat luar angkasa Israel pada April lalu.
Tradigrades adalah hewan mikroskopis yang dapat bertahan hidup di hampir semua lingkungan, menurut laporan CNet, dikutip Rabu.
Sebagai "ekstrimofil," tardigrades dapat mematikan metabolisme mereka dan bertahan hidup dalam kondisi yang tidak bersahabat untuk waktu yang lama.
Tardigrades juga dikenal sebagai hewan yang memiliki ketahanan tinggi terhadap radiasi, 1.000 kali lebih tahan radiasi dibanding manusia. Ilustrasi pendaratan pesawat luar angkasa Beresheet (Shutterstock)
Baca juga: Korban kecelakaan pesawat di bandara Rusia bertambah menjadi 41 jiwa
Pada April lalu, sebuah pesawat ruang angkasa Israel bernama Beresheet, yang membawa ribuan tardigrades yang didehidrasi (di antara kargo lainnya), jatuh di bulan. Beberapa orang bertanya-tanya apakah beruang air dapat bertahan hidup di sana.
Salah satu dari orang-orang itu adalah pendiri Arch Mission Foundation, Nova Spivack. Arch Mission Foundation adalah organisasi nirlaba yang tujuan utamanya adalah menciptakan "cadangan planet Bumi."
Pesawat ruang angkasa Israel sedang mengangkut perpustakaan bulan pertama Arch Mission, sebuah arsip digital yang memiliki informasi setara dengan 30 juta halaman.
Misi itu juga membawa sampel DNA manusia dan ribuan tardigrades dehidrasi. Tidak diketahui berapa banyak kargo yang benar-benar sampai di permukaan bulan setelah kecelakaan itu.
"Tentang tardigrades di Perpustakaan Lunar: Beberapa disegel dalam epoksi dengan 100 juta sel manusia, tanaman dan mikro organisme," tweet Spivack Selasa (6/8)
Baca juga: CEO Amazon umumkan model pesawat misi ke Bulan.
"Beberapa dienkapsulasi ke sisi lengket selotip Kapton selebar 1 cm yang disegel di dalam tumpukan disk. Mereka tidak bisa mereproduksi di bulan."
Meskipun tardigrades yang didehidrasi tidak dapat hidup di bulan, secara teori mereka dapat dikumpulkan, dihidupkan kembali, dan dipelajari untuk mengajari kita tentang kehidupan mereka di sana.
"Tidak mungkin sel-sel dapat bertahan hidup di bulan tanpa lebih banyak perlindungan dari radiasi," tambah Spivack.
"Namun sel-sel manusia, sel-sel tanaman dan organisme mikro yang kami kirim dapat dipulihkan, dipelajari dan DNA mereka diekstraksi - mungkin untuk dikloning dan diregenerasi, jauh di masa depan."
Baca juga: Lockheed Martin luncurkan pesawat konsep yang bisa mendarat di bulan
Baca juga: Israel akan luncurkan pesawat ke bulan pada Desember
Penerjemah: SuryantoEditor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2019
Namun, tanpa ada isu tersebut sekalipun, Boeing dari Amerika Serikat (AS) dan Airbus yang berbasis di Prancis menjadi dua raksasa pembuat jet penumpang terbesar dunia dan paling terkenal di dunia.
Boeing ternama dengan jet seri 7-nya, sedangkan Airbus populer dengan seri A-nya. Keduanya menguasai pasar jet mulai dari tipe badan sempit atau lorong tunggal, badan lebar, bahkan jet jumbo.
Namun, di luar dua pabrikan tersebut, terdapat juga produsen pesawat jet komersial yang tidak kalah berkualitas dari Boeing dan Airbus, bahkan merajai pangsa pasar di beberapa wilayah.
Bombardier yang berbasis di Kanada dan Embraer yang berasal dari Brasil adalah contoh-contoh pemimpin pasar jet di tingkat regional, yang fokus pada pembuatan pesawat jet berukuran lebih kecil.
Di Asia, nama-nama seperti Comac dari China, Mitsubishi dari Jepang, dan UAC dari Rusia juga mulai mewarnai peta persaingan industri pesawat jet berbadan lebar melalui proyek patungan, yang digadang-gadang dapat menyaingi dominasi Boeing dan Airbus.
Selain pabrikan pesawat, pemasok suku cadang dan sistem jet —seperti avionik, propulsi, roda pendaratan, interior kabin, dan material komposit — juga penting di industri kedirgantaraan.
Di bisnis ini, Raytheon Technologies Corporation dan General Electric (GE) adalah dua perusahaan terbesar yang memproduksi mesin pesawat dan suku cadang lainnya untuk operator industri. Nama lainnya mencakup Rolls-Royce, Pratt & Whitney, dan Honeywell yang juga memproduksi pesawat jet dan baling-baling mesin.
Berikut 5 pabrikan pesawat terbesar di dunia per kuartal I-2024, diolah dari berbagai sumber:
The Lockheed Martin Corporation
Jepara bumi kartini, kemanapun aku pergi, pasti pulang kepelukanmu. Kangen pasti ada, meskipun orang lain bilang JEPARA itu kota kecil